Cari Blog Ini

Senin, 23 Februari 2015

Makro Foto Edition

Back To basic :p seperti pernah di ungkapin sebelumnya, kali ini berusaha balik dengan tema awal bikin blog, yap ! fotografi... capek tegar terus ngadapin teknologi yang semakin kencang larinynya :p. kapan kapan aja ngejar lagi, kalo sekarang istirahat dulu, sambil nenangin diri dengan dunia fotografi yang lama di tinggal. 

okeh, here it's ini beberapa hasil jepretan dengan menggunakan beberapa kamera, kali ini temanya Makro Foto, meskipun beberapa foto mungkin "FAILED" tapi minimal gw punya hasil jepretan :xD 

Kamera yang di gunakan di antaranya lebih banyak kamera HP. makanya hasilnya gak maksimal, seadanya saja, dengan pengaturan standar yang memuaskal gw sendiri, gambar yang ada di sini adalah yang terbaik menurut penilaian gw, ada beberapa foto yang kesimpan tapi gak di upload, lantaran "kayaknya" gak pas aja, blur, miss focus dan gelap, atau kelewat terang malah. maklum lah gw kan newbie. 

maaf gw gak masukin keterangan lengkap tentang foto, cuman beberapa keterangan singkat aja,, toh kali kali ini buat koleksi pribadi gw doang. :p 
 


Cam : Canon Rebel T3, Lens 55-250 P, ISO 200
Lokasi : Kersik Luwai, Sekolaq Darat, Sendawar, Kaltim

Cam : Canon Rebel T3, Lens 55-250 P, 
Lokasi : Sungai Maap, Melapeh Baru. Linggang Bigung, Sendawar, Kaltim 
 
Cam : Sony Xperia Miro
Lokasi : Perumahan Sepinggan Regency Balikpapan

 
Cam : Sony Xperia Miro 
Lokasi : Bukit Pinang Samarinda

 
Cam : Nokia 5130


 Cam : Sony Xperia Miro 


Cam : Sony Xperia Miro 


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro

 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Canon Rebel T3 Lens : 18-55



Cam : Sony Xperia Miro

 
 Cam : Sony Xperia Miro

 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Nokia 5130


 Cam : Iphone 5S


 Cam : Sony Xperia Miro



Cam : Sony Xperia Miro  


Cam : Iphone 5S


Cam : iPhone 5S


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro


 Cam : Sony Xperia Miro 


 Cam : Sony Xperia Miro


Cam : Sony Xperia Miro

 Such a Smartphone Fotographer kayaknya :p. at least, tetep harus belajar lagi kedepannya soal makro foto yang selalu bikin penasaran gini.. :)

Sabtu, 21 Februari 2015

Habis paket

Jadi gini,

Kemarin, gw terjebak belajar coding Javascript, makin dalam belajar makin penasaran.. Lupa kalo pc yg gw pake klo udah konek internet suka download macem2. (kelakuan pas ikut perang mirc)

Trus parahnya lagi, udah tau klo film HD itu pasti gede amit, nekad aja download, paket internet broadband pun melayang :D 6 gb lenyap dalam semalam.

Sempat sih kmarin beli paket unlimited mingguan tapi klo dengan gaya hidup sekarang rasanya tak bisa laa... Sehari minimal used quotanya 400 Mb. Nah unlimited XL ?  sehari cuman 100 Mb. Begitu Lelet langsung stress sendiri

Jadinya begini... Ketika semuanya terasa lelet, Sakitnya tuh disana

Rabu, 18 Februari 2015

Trik Foto Awan



Dengan beragam 'ekspresi' yang dimilikinya, awan merupakan salah satu obyek foto yang layak diburu. Berikut tips trik untuk menangkap awan dari lensa kamera.

1. Cari awan yang bentuknya menarik
Waktu kecil saat jalan-jalan biasanya saya sering melihat langit sambil mengkhayal, mirip apa ya awan ini. Kadang mirip hewan, kadang mirip barang-barang yang digunakan sehari-hari atau simbol. Cuma jangan lupa, awan selalu bergerak dan berubah bentuk, kalau ada yang unik harus siap menjepret.


Saat di berada di Tebing Gunung S Lakan Bilem, setelah foto matahari terbit, saya melihat ada awan yang mirip dengan naga. Kebetulan kepalanya terkena sinar matahari yang cukup kuat.

2. Movement/long exposure
Jika memiliki tripod dan cuaca sedang berangin, cobalah bereksperimen dengan long exposure yaitu teknik foto dengan setting shutter speed lambat seperti 30 detik atau lebih.

Untuk siang hari, perlu filter ND supaya foto tidak terlalu putih/overexposure. Jika sukses, pergerakan awan akan tertangkap seperti foto di bawah ini.

3. Gunakan lensa wide angle
Mengunakan lensa yang sangat lebar juga dapat membuat foto awan menjadi lebih menarik. Terutama saat memotret di pantai. Jangan lupa cari objek dekat (foreground) yang menarik, misalnya susunan batu, bunga, atau objek lainnya


Lensa yang lebar (di bawah 35mm) akan dapat memberikan kesan luas dan memasukkan formasi awan yang dramatis. Foto dibuat di sore hari menjelang matahari terbenam.

4. Menjelang matahari terbit atau tenggelam
Waktu yang keren untuk memotret pemandangan adalah saat-saat matahari terbit atau tenggelam. Karena saat itu langit lebih berwarna-warni, biru, merah, jingga dan kuning.

Meski matahari sudah terbenam, jangan langsung meninggalkan tempat, biasanya formasi awan-awan masih memantulkan cahaya matahari dan menimbulkan efek-efek yang dramatis, terutama saat cuaca agak berawan dan menjelang badai. Hanya saja, biasanya efek tersebut hanya berlangsung singkat, jadi harus sigap memotretnya.


Foto ini dibuat saat matahari telah terbenam, tapi masih ada bias cahaya yang menimbulkan efek yang menarik.

Foto ini dibuat di pantai Tering, sesaat setelah matahari terbenam.

Mau Candid atau Permisi?

Travel portrait photography adalah salah satu jenis fotografi yang digemari karena sebuah portrait dapat bercerita banyak tentang penduduk lokal, dari ekspresinya, pakaian dan lingkungannya.


Ada beberapa pendekatan dalam memotret subjek yang tidak kita kenal, beberapa di antaranya adalah:

Candid

Di teknik ini, fotografer bertujuan membuat foto tanpa diketahui oleh orang yang dipotret. Teknik ini cocok diterapkan di tempat yang ramai seperti pasar, kota, acara, festival. Orang yang difoto secara candid cenderung tenggelam dalam pemikiran dan aktifitasnya sendiri.

Sebagian besar foto candid dibuat dengan lensa telefoto yang jangkauannya jauh. Lensa telefoto zoom populer seperti 55-200mm atau 70-200mm bisa membuat foto close-up dari jarak sekitar 5-10 meter dengan baik.

Dengan jarak sejauh itu, biasanya orang yang dipotret tidak mengetahui bahwa dirinya sudah menjadi objek foto asalkan kita cukup cepat untuk dipotret. Keuntungan dengan memakai lensa telefoto, kita bisa mengisolasi orang yang dipotret dengan lingkungannya. Latar belakang akan menjadi blur membuat karakter subjek foto lebih menonjol.

Tidak menutup kemungkinan untuk memotret candid dari jarak dekat menggunakan lensa lebar. Malahan merupakan teknik favorit saya yaitu dengan mengunakan lensa lebar karena terasa lebih dekat dan saya bisa memasukkan lebih banyak latar belakang atau suasana sekitarnya dengan lebih leluasa. Latar belakang akan memberikan konteks, menceritakan bagaimana kondisi lingkungan dimana orang tersebut berada

Memotret dari jarak dekat dengan lensa lebar memerlukan nyali yang lumayan tinggi. Tidak semua fotografer merasa nyaman untuk mendekati orang asing dan memotretnya. Biasanya kekuatirannya adalah orang tersebut akan marah atau terganggu.

Menurut saya semuanya tergantung sikap kita. Jika orang-orang tersebut sedang beraktifitas dan tenggelam alam aktifitasnya, biasanya mereka tidak akan memperhatikan dan menyadari kehadiran kita. Saat itu adalah saat yang tepat untuk bergerak mendekati, jangan berisik dan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu mereka.

Permisi

Cara lain yaitu mendekati mereka, meminta izin untuk memotret mereka. Cara ini lebih menantang, sulitnya bukan masalah meminta izinnya, tapi lebih ke sulit untuk menerima kalau kita ditolak.

Sebagian besar orang tidak suka kekecewaan karena ditolak, karena itu mereka memilih untuk tidak berinteraksi dan meminta. Saya sendiri sudah berulang kali ditolak, dengan berbagai alasan.

Biasanya penduduk lokal merasa mereka tidak fotogenik, ada yang merasa tua, ada yang merasa pakaian yang dikenakan mereka kurang bagus dan sebagainya. Mereka juga bingung, mengapa kita ingin memotret mereka, padahal mereka bukan artis, selebriti.

Saya senang memotret penduduk yang sedang bekerja atau beraktifitas, tapi mereka saat bekerja, pakaian mereka kotor dan berantakan

Setiap tempat berbeda-beda penduduknya. Ada yang suka dipotret, ada juga yang tidak suka. Salah satu tempat yang penduduknya suka dipotret adalah India. Ada yang tidak peduli dipotret, misalnya di Jepang, dan ada juga yang tidak suka difoto, seperti di Hongkong.

Saat berpergian, penting juga bagi kita mencari informasi bagaimana keramahan penduduk setempat. Jangan sampai kita terkejut atau tidak siap dengan reaksi
penduduk setempat. Bisa-bisa kita kehilangan semangat memotret.

Daripada mendekati orang asing lalu langsung meminta izin untuk memotret, lebih baik kita ngobrol-ngobrol dulu dengan calon subjek. Pembicaraan bisa apa saja, dari menanyakan tentang apa yang mereka lakukan, apa kesenangan/hobi, keluarga atau kebiasaan dan adat istiadat mereka.

Seringkali, mereka juga penasaran dengan kita dan menanyakan tentang asal kita dan tujuan ke sana. Dengan mengobrol beberapa menit dengan mereka, kita dapat membuat mereka nyaman dan setelah nyaman, mereka lebih terbuka dan ramah.
Kemungkinan mereka untuk menolak permintaan kita juga menjadi lebih kecil. Lagian tidak ada salahnya untuk mengenal lebih kebiasaan atau kebudayaan setempat
dengan mengobrol dengan mereka. Yang penting adalah kita menghormati kebudayaan mereka dengan tidak mengkritisi kebudayaan mereka meskipun terdengar aneh dan sangat berbeda dengan kebudayaan kita.

Sebagai bonus, kita bisa menambah teman kita saat travel. Lumayan bukan?

Cara Mudah Membuat Foto Berdimensi

Fotografi adalah medium yang berbentuk dua dimensi karena hanya memiliki dimensi panjang dan lebar saja. Tapi dunia yang ditangkap oleh kamera berbentuk tiga dimensi, yaitu memiliki panjang, lebar dan kedalaman.

Untuk membuat kesan tiga dimensi pada foto, kita dapat menggunakan beberapa teknik fotografi.

Bukaan Lensa

Pertama adalah dengan mengunakan pengaturan bukaan/diafragma lensa yang besar. Tujuannya adalah untuk menyempitkan ruang tajam.

Akibatnya bagian yang tidak fokus pada foto akan perlahan-lahan menjadi kabur seiring dengan jaraknya menjauh dari titik fokus. Transisi dari bidang yang tajam/fokus dengan yang blur membuat kesan tiga dimensi.

Batasan pengaturan lensa ini sangat tergantung kepada lensa yang terpasang. Lensa standar zoom 18-55mm, biasanya hanya memiliki batasan bukaan yang tidak terlalu besar.

Untuk memaksimalkan teknik ini, dibutuhkan lensa dengan bukaan yang lebih besar, terutama lensa yang dapat membuka sampai f/1.4, f/1.8 atau setidaknya f/2.8. Semakin kecil angka f-nya, semakin besar bukaannya

Lensa Lebar

Lensa lebar adalah lensa berjarak fokus kurang lebih 16-35mm di kamera full frame atau 10-24mm di kamera bersensor APS-C (sebagian besar kamera DSLR yang tersedia di pasar). Lensa lebar memiliki sifat membesarkan apa yang dekat dan menjauhkan apa yang jauh.

Akibatnya adalah pemandangan terlihat lebih tiga dimensi. Sebaliknya jika mengunakan lensa telefoto, pemandangan yang terbentuk akan terkesan dua dimensi, karena sifat lensa telefoto adalah menjauhkan apa yang dekat dan mendekatkan apa yang jauh.

Arah cahaya sangat menentukan bagaimana bentuk subjek dalam foto. Untuk membuat kesan tiga dimensi, saya akan mengarahkan cahaya dari samping subjek foto.

Jika saya mengunakan cahaya dari depan, maka cahaya akan menerangi bagian depan subjek akibatnya, foto terkesan datar, dua dimensi.

Sebagai latihan coba siapkan sebuah subjek yang berbentuk bulat, contohnya jeruk. Lalu sinari jeruk tersebut dengan lampu dan cobalah untuk memindahkan lampu itu mengelilingi jeruk tersebut sambil mengamati secara seksama perubahan bentuk jeruk yang timbul karena cahaya dan bayangannya.

Ketika posisi lampu berada di samping subjek, kita mendapatkan bentuk tiga dimensi. Sedangkan jika kita menyinari jeruk dari depan, semua bagian jeruk akan terang secara merata tapi bentuknya datar.

Bayangan bukan sesuatu yang harus dilenyapkan di dalam foto karena bayangan memberikan kesan kedalaman, suatu dimensi yang penting dalam membuat foto berkesan tiga dimensi.

Di alam bebas, kita tidak dapat mengatur pencahayaan. Tapi kita dapat menunggu sampai arah sinar matahari berada agak turun, seperti di pagi hari atau sore hari. Sedangkan di dalam ruangan/studio, kita bisa bebas menentukan arah lampu.

Foreground
Untuk memberikan kesan yang lebih berdimensi lagi, terutama saat memotret pemandangan, carilah sesuatu di depan pemandangan, contohnya batu-batuan, pohon, dedaunan, batang kayu dan lain-lain.

Dengan memasukkan latar depan, kita dapat memberikan kesan dimensi. Saat mencari foreground, kita harus berhati-hati karena tidak semua foreground itu bagus dan sesuai untuk pemandangan yang ada.

Jika foreground yang ada di sekitar lokasi tidak mendukung misalnya kurang bagus atau tidak cocok, sebaiknya tidak memaksakan untuk memasukkan elemen ini.

Kombinasi dari ke semua teknik di atas akan memberikan foto terkesan lebih tiga dimensi dan lebih nyata sesuai dengan bagaimana mata manusia memandang dunia.

Tidak semua foto yang bagus terlihat tiga dimensi, namun, artikel ini dapat membantu jika Anda ingin mengoptimalkan teknik dan pengaturan untuk mendapatkan hasil tiga dimensi yang maksimal.

Selamat Mencoba !!!

Mengenal Mode P (Program) yang Lebih Bagus dari Full Auto


Sebelum memotret dengan kamera digital, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah mode kamera. Kenop mode kamera biasanya berbentuk bundar dan terletak di bagian atas kamera.

Pemilihan mode yang tepat penting karena mode kamera menentukan siapa yang berhak mengatur kendali terang-gelap (exposure), dan juga pengaturan penting lainnya untuk membuat efek kreatif.

Sebagian besar pemula biasanya mengunakan mode otomatis atau FULL AUTO. Tapi banyak juga yang kecewa dengan mode Full Auto. Misalnya saat di dalam ruangan, lampu kilat akan nongol dengan sendirinya padahal kadang kita tidak menginginkannya. Di mode Full Auto, banyak pengaturan yang terkunci dalam arti tidak bisa diganti.

Sebagai alternatif, ada mode P. Mode P (Program) ini adalah mode yang mirip-mirip Auto, karena pengaturan bukaan lensa dan shutter speed yang sangat mempengaruhi terang gelap foto dibantu oleh kamera. Tapi mode P menawarkan fleksibilitas tambahan untuk bisa berkreasi secara lebih kreatif.

Lampu kilat internal kamera tidak lagi otomatis menyala jika tidak dikehendaki, dan beberapa pengaturan juga bebas dipilih yaitu ISO, White Balance, dan beberapa pengaturan kreatif lainnya.

Jika Anda mengaktifkan lampu kilat, Anda bisa secara manual menekan tombol lampu kilat yang biasanya terdapat di bagian kiri badan kamera.

Di mode P, Anda juga bisa mengendalikan ISO. ISO adalah sensitivitas sensor terhadap cahaya. Anda bisa menentukan ISO secara spesifik sesuai dengan kondisi cahaya yang ada, misalnya ISO 100 untuk foto di luar ruangan yang cerah, atau ISO 800/1600 untuk motret di dalam ruangan

Anda juga bisa memilih Auto ISO, sehingga kamera akan menentukan nilai ISO untuk Anda.

Fungsi white balance juga bisa diubah di mode P. White balance akan menentukan bias warna di foto akhir. Biasanya, AWB (Auto White Balance) akan memberikan hasil yang netral. Jika warna yang di hasil foto tidak memuaskan, Anda bisa mengubah White Balance ke warna yang lebih akurat atau sesuai kehendak.

Mungkin yang paling menarik dari mode Program bagi sebagian besar fotografer adalah kemampuan mengubah pengaturan kompensasi eksposur yang simbolnya plus-minus.

Kompensasi exposure memungkinkan kita untuk mengatur seberapa terang dan gelap hasil akhir foto. Dengan menyeting nilai -1, maka hasil foto akan sedikit lebih gelap, dan nilai +1 berarti hasil foto akan lebih terang daripada yang diinginkan.

Fungsi ini penting untuk berbagai kondisi pemotretan, misalnya saat motret matahari terbenam, biasanya pengaturan -1 akan memberikan hasil foto sunset yang lebih dramatis. Jangan lupa untuk mengembalikan pengaturan kompensasi ke titik nol setelah digunakan.

Dengan fleksibilitasnya, mode P lebih menarik daripada mode FULL AUTO. Anda tidak perlu takut kehilangan momen karena mengatur setting terang gelap (exposure) kamera, tapi Anda tetap leluasa dalam mengendalikan pengaturan kamera seperti lampu kilat, ISO, white balance, dan kompensasi eksposur sesuai keinginan.

Seni Cropping Foto yang Atraktif & Provokatif!

Bila sering melakukan cropping (memotong) foto untuk membuang bagian yang tidak perlu, itu hal yang lazim. Atau melakukan cropping foto untuk mendekatkan subjek dan memperkuat inti cerita, sudah kerap dipraktikan.

Akibatnya bisa bermacam-macam: lebih dramatis, lebih lugas, lebih atraktif, lebih provokatif, lebih dalam dan lebih fokus. Dalam arti lain, dengan melakukan cropping yang tepat, sang fotografer mempunyai kekuatan mengkontrol emosi dan imajinasi pembaca. Bahkan dalam foto-foto politik, croping bisa dipergunakan untuk tujuan propaganda.

Contoh paling populer yakni foto ikonik Che Guevara karya Alberto Korda. Saat itu, Korda memotret Guevara dengan baret berbintangnya bersama orang lain. Lantas foto tersebut di-crop sehingga menghasilkan headshoot Che Guevara. Foto Che Guevara ini kemudian beredar luas, dicetak di baju, mural dan berbagai media hingga jutaan kali.

Nah, bagi fotografer amatir maupun pemula sekalipun dapat melakukan hal serupa. Bahkan bila dilakukan dengan tepat, foto biasa menjadi terlihat luar biasa.

1: Saat mengintip view finder atau di LCD kamera pocket/mirrorless, pastikan sudah mempunyai gambaran cerita di otak kepala. Dengan kata lain, si juru jepret sudah memperkirakan, kira-kira apa yang akan diceritakan ke pembaca dengan foto tersebut.

Dengan gambaran dan 'skenario' khayalan itu, akan lebih mempermudah menentukan jumlah subjek dalam selembar foto. Apakah cukup satu aktor, 2 aktor, 3, atau dalam kumpulan massa yang banyak.

Pada saat itu, fotografer sudah bisa menentukan siapa-siapa yang bisa di-crop dan siapa-siapa tidak perlu di-crop. Saat sedang melakukan cropping kamera di tingkat eksekusi tersebut, fotografer ditantang untuk bergerak kesana-kemari mencari posisi, angle dan komposisi yang tepat. Kalau perlu naik pohon dan turun ke got

2: Croping melalui lensa tele. Dengan menggunakan lensa tele, mau tidak mau fotografer sudah mengeliminir subjek lain di sisi kiri dan kanan jangkauan lensa tersebut. Alhasil, fotografer lebih mudah mengontrol cerita yang ingin disampaikan dalam sebuah foto. Gambar pun akan terlihat semakin 'padat' dan renyah untuk dilihat.

3: Menggunakan lensa dengan diafragma besar. Lensa dengan diafragma besar seperti pada bukaan f/1,8 atau f/1,2 dapat digunakan untuk mengcropping cerita dalam sebuah foto. Fotografer tinggal memfokuskan pada titik fokus cerita, maka di luar itu akan hilang dengan sendirinya akibat efek bokeh.

4. Cropping dengan efek cahaya. Melakukan cropping subjek di sekeliling subjek utama juga bisa dilakukan dengan efek cahaya. Misalkan dengan memberikan lampu flash hanya pada wajah si subjek sedemikian rupa, sehingga sekeliling subjek menjadi gelap.

Contoh lain dengan mencari subjek di bawah sinar matahari yang jatuh dari sela-sela daun menembus kabut di pagi hari. Foto-foto panggung seperti teater dan konser musik dengan tata lampu yang baik juga dapat dimanfaatkan untuk mencroping foto agar lebih dramatis.

5: Pada foto-foto yang mengandung unsur garis, patut diperhatikan apakah garis itu perlu dicrop ataukah dipertahankan. Sebab, garis itu sangat mengontrol imajinasi pembaca.

Misalkan pada foto landscape laut, garis horizon bisa dihilangkan untuk menceritakan bahwa luas laut tidak terhingga. Sementara dengan mempertahankan garis horizon, maka kesan yang ingin diceritakan bahwa luas laut itu terbatas.

Tips Memotret Keramaian


Salah satu hal yang menarik diabadikan lewat kamera yakni suasana keramaian. Biasanya dengan merekam adegan kota yang sibuk, stasiun kereta api yang padat penumpang, pasar yang ramai hingga festival budaya dengan ribuan orang menonton.

Secara visual, suasana tersebut relatif lebih mudah direkam karena fotografer diuntungkan oleh kesan kolosal dan kesan gambar yang padat. Fotografer tinggal memainkan komposisi yang apik untuk dilihat. Ibarat koki, maka bahan adonan telah tersedia tinggal eksekusi dan menyajikannya dengan kreatif.

Hanya saja, keterbatasan waktu dan momen yang singkat tetap saja membuat panik sebagian fotografer. Terutama soal mencari spot memotret dan pilihan lensa yang tepat. Apalagi kalau situasinya juga mendorong fotografer terlibat dalam posisi berdesak-desakan, perlu trik khusus mensiasatinya.

Berikut tips untuk memperoleh gambar keramaian dengan apik:

1. High Angle

Setiba di lokasi, segeralah mencari posisi tinggi untuk merekam dengan posisi dari atas (high angle). High angle merupakan pilihan favorit fotografer merekam suasana kota atau festival dengan lengkap. Sebab, posisi ini dapat merekam adegan atau suasana dengan lengkap menyeluruh dan mewakili semua adegan dengan cepat dan ringkas.

Spot yang bisa dimanfaatkan seperti jembatan penyeberangan, balkon, pagar, pohon, kap mobil, bukit, dan meja/kursi. Akan lebih baik bila telah menyiapkan dari rumah berupa tangga alumunium 3 anak tangga. Tangga ini sangat efektif bila tidak menemukan tempat tinggi.

Oiya, karena posisi tinggi merupakan tempat favorit memotret keramaian, datanglah sedini mungkin untuk mencari posisi. Kalau terlambat dan posisi terbaik sudah penuh, tidak ada jalan lain selain kerja lebih keras mencari posisi dadakan darurat seperti naik pohon.

2. Pilihan Lensa

Lensa yang mewakili kebutuhan memotret keramaian yakni lensa lebar. Seberapa lebar? Kisaran 24mm dalam ukuran full frame sudah mencukupi. Kalaupun mempunyai koleksi lensa lebih lebar lagi seperti 20mm, 18mm, 17mm, ataupun 16mm, tidak ada salahnya dipakai.

Kalau hendak mencoba bereksperimen dengan lensa fish eye, memotret keramaian merupakan momen yang tepat untuk lensa efek khusus jenis itu. Juga lensa yang mempunyai efek khusus seperti lensa Tilt-shif (TS) menjadi pilihan menarik untuk foto keramaian.

Jika di tas ada lensa normal atau tele, tak ada ruginya disiapkan. Lensa ini berguna untuk mengantisipasi bila menggunakan lensa lebar namun suasananya yang hendak dijepret tidak terlalu padat dan banyak ruang kosong. Bidang kosong dalam foto yang akan dihasilkan dapat mengganggu konsentrasi utama yakni keramaian kolosal. Mau tidak mau, lensa tele akan sangat membantu membuat gambar menjadi lebih padat.

3. Speed dan Diafragma

Karena Anda berada di posisi high angle, Anda bisa memainkan speed dan diafragma dengan leluasa. Kalau hendak merekam suasana sangat hiruk-pikuk dengan kesan bergerak cepat, maka pilihan speed lambat menjadi keharusan. Sebaliknya, bila hendak membekukan adegan hiruk-pikuk, maka speed cepat menjadi pilihan. Semua terserah kreatifitas fotografer.

Untuk diafragma lensa, pilihan diafragma besar maupun kecil dapat dipergunakan. Diafragma kecil (lebih dari f/8) dapat merekam seluruh adegan dari ujung ke ujung. Sementara diafragma besar (kurang dari f/5,6) dapat difungsikan untuk mencari adegan detil ditengah suasana kolosal.

Namun bila momennya sangat singkat, biasanya diafragma besar diabaikan untuk menghindari gambar tidak fokus atau goyang.

4. Frog Angle

Sudut normal dan sudut bawah (frog angle) juga tidak ada salahnya dipergunakan. Biasanya sudut ini dipergunakan untuk mencari detil ataupun kesan khusus pada gambar yang dihasilkan.

5. Keamanan Peralatan

Yang terpenting di antara semuanya, pastikan keamanan peralatan kamera Anda. Banyak kasus lensa ataupun flash dicopet saat memotret di keramaian. Kejadian pencopetan ini biasanya saat sedang berdesak-desakan dan lengah. Antisipasinya, semua peralatan dimasukan ke dalam tas rapat-rapat dan hanya pergunakan alat yang ditangan saja.

6 Tips Menjepret Foto Candid yang Menarik

Bagi sejumlah orang, memotret candid adalah kegiatan yang menyenangkan. Foto yang dihasilkan terlihat lebih natural dan ada kepuasan tersendiri saat mendapatkan momentum atau ekspresi orang yang pas dan menarik.

Mungkin dari Anda sudah kerap melakukan foto candid ini, baik dengan menggunakan kamera ponsel maupun kamera 'serius'. Nah, bagi yang belum terbiasa, berikut disajikan sejumlah tips memperoleh foto candid yang ciamik,


1. Jangan Pakai Flash

Aturan pertama, tentu saja hindari pengunaan flash. Sebagai gantinya, cobalah untuk melebarkan aperture dan menggenjot ISO. Hal ini akan membantu Anda dalam pengambilan foto yang baik meski dalam kondisi low-light.

2. Selalu Bawa Kamera

Jika ingin menyingkirkan rasa takut atau ragu-ragu dalam mengambil foto candid, biasakan untuk sesering mungkin membawa kamera Anda kapanpun dan di manapun. Anda akan terlatih untuk tidak canggung lagi memotret candid.

3. Bersabarlah
Kesabaran adalah poin penting untuk mendapatkan foto yang bagus. Bersabarlah untuk mendapatkan senyuman yang sempurna, atau bersabarlah saat menunggu subyek menghadap Anda.

4. Gunakan Lensa Tele

Memakai lensa telephoto adalah cara paling mumpuni untuk membuat kehadiran Anda tidak disadari. Anda bisa berdiri sangat jauh dari subyek namun masih bisa mendapatkan foto close up.

5. Tambahkan Konteks

Tanpa konteks, foto akan terasa 'datar'. Sebaiknya, posisikan subyek di kiri atau kanan frame guna menunjukkan lokasi mereka berada atau apa sedang mereka lakukan.

6. Sigap dengan Momen yang Pas

Menangkap gambar orang dalam momen yang pas akan memberikan hasil terbaik. Anda harus bisa sigap ketika menjumpai momentum ini. Tangkap emosi yang dilakukan si subyek yang tengah tertawa, menangis, nyengir, atau apapun.

7 Trik Dapatkan Foto Terbaik Saat Liburan

Lagi Liburan nih ceritanya...


Anda pastinya tidak ingin melewatkan liburan bersama keluarga tanpa mengabadikan momen kebersamaan. Anda bisa gunakan kamera kesayangan untuk memotret keluarga agar menjadi kenanganSelamat ng tak terlupakan. Belum tahu cara mendapatkan foto terbaik saat sedang liburan atau kumpul bersama? Sebaiknya, simak tujuh trik berikut yang dilansir dari Gal Time.

1. Potret Semua Momen
Jika ingin mendapatkan foto yang bagus, potret semua momen. Semakin banyak Anda memotret, pilihannya juga makin beragam. Bila memory card penuh, ganti dengan memory card cadangan atau memilih foto yang tidak bagus untuk dihapus.

2. Jangan Takut untuk Mengedit Foto
Jangan takut foto menjadi buruk karena editan Anda. Sayang sekali bila Anda mendapatkan foto yang bagus tapi terlihat gelap. Coba gunakan software di komputer untuk mengindahkannya, seperti Adobe Photoshop, Corel Draw, dan masih banyak lagi. Anda pun bisa membuat foto menjadi berbagai macam warna sehingga semakin 'dalam' nuansa fotonya.

3. Pertimbangkan Pencahayaan
Kalau Anda sedang memotret, perhatikan sumber cahaya. Jangan sampai pantulan cahaya merusak foto tersebut. Jika mengabadikan gambar pada siang hari, pastikan cahaya matahari ada di belakang Anda. Kalau malam hari, atur kamera menggunakan pencahayaan malam atau dobantu dengan flash.

4. Atur Kamera dengan Scene Mode
Pengaturan scene mode sangat berguna ketika memotret pemandangan secara keseluruhan, tapi mode itu masih kurang dimanfaatkan. Padahal scene mode sudah terprogram dengan baik agar memberikan eksposure yang sesuai untuk menghasilkan gambar yang maksimal. Jadi, jangan sampai lupa memanfaatkannya.

5. Ambil Foto Candid
Jangan selalu ingin foto yang sempurna di segala kesempatan. Anda bisa ambil gambar pasangan sedang tertawa terbahak-bahak atau saat ayah sedang memanggang ayam. Foto-foto seperti itu bisa bercerita dan dikenang selamanya.

6. Potret Hal-hal Kecil yang Bisa Menjadi Cerita
Fotografi tidak hanya senyum bersama-sama melihat ke kamera. Coba memotret beragam hal sepele yang bisa menjadi kenangan. Sebagai contoh, kalau Anda dan keluarga pergi ke pantai, Anda bisa mengambil gambar sandal jepit di tepi pantai, layang-layang, istana pasir, hingga kaca mata yang tergeletak di atas pasir. Anda pun bisa mengombinasikan hal kecil tersebut dengan orang yang dicintai.

7. Mengatur & Berbagi Foto
Bagian terbaik dari foto adalah bisa menghidupkan kembali kenangan yang dulu. Untuk itu, Anda harus berbagi foto dengan keluarga, pasangan, atau teman-teman. Buat foto yang bercerita agar lebih berkesan nantinya.

Selamat berlibur :) 

Tips Memotret Sunrise & Sunset

Sesuaikastilah yang mengatakan, mengguNakan kamerakamera DSLRang belum bisa disebut fotografer landscape, jika belum memotret  sunrise atau Sunset. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, demikian tips untuk kedua momentum tersebut:

- Datang lebih awal untuk persiapan serta menentukan spot di mana Anda akan memotret, mengingat momennya hanya berlangsung sekitar 30 menit.

- Gunakan Tripod dan Cable Release untuk meminimalisir getaran, karena kondisi (akan) sangat minim cahaya sehingga kita harus memotret dengan speed lambat.

- Gunakan berbagai White Balance untuk mendapatkan berbagai warna yang berbeda.

- Gunakan Spot Metering atau Manual jika menggunakan Live View atau gunakan mode scene sunset/ sunrise jika menggunakan kamera saku.

Sesuaikan pula setting ISO jika menggunakan kamera DSLR

Tips Membuat Foto Luar Biasa dengan Multiple Exposure

Teknik memotret dengan gaya multiple exposure bukan barang baru, bahkan sudah didalami sejak zaman film. Teknik ini biasa digunakan untuk dua atau lebih adegan gerak ataupun diam dalam sebuah frame. Tujuannya tidak lain supaya gambar terlihat lebih dramatis dan dinamis.

Nah, dalam beberapa hari belakangan, fotografer yang bertugas di Olimpiade London kerap menggunakan teknik tersebut. Ada yang berpendapat gambar yang dihasilkan menjadi lebih heroik namun ada yang menilai foto tersebut cukup membosankan.

Bagaimana sebenarnya membuat foto dengan multiple exposure ini?

Pertama, syarat mutlak adalah jenis kamera. Ternyata tidak semua kamera digital mempunyai fasilitas atau feature multiple exposure. Kalaupun tidak memiliki namun ingin mencobanya, berarti memerlukan olah digital lewat piranti lunak komputer. Yakni dengan menggabungkan beberapa layer/lapis yang ditumpuk menjadi satu frame.

Sebagai catatan, tulisan ini mengupas multiple exposure yang dibuat di internal kamera, bukan di komputer.

Kedua, pastikan kondisi cahaya menjamin suksesnya multiple exposure. Background foto harus lebih gelap dari subjek. Hal ini untuk menjaga speed dan diafragma terjaga saat merekam beberapa adegan.

Cahaya yang jatuh di subjek juga perlu konstan, tidak berubah-ubah. Kebutuhan ini untuk menjaga auto fokus tidak lari dan lightmeter terjaga 

Ketiga, tentukan berapa frame yang akan ditumpuk dalam satu frame. Biasanya kamera menyediakan fasilitas 2 hingga 10 frame. Banyak sedikitnya adegan yang terekam tergantung kreatifitas fotografer.

Keempat. Perhatikan baik-baik apa yang akan dibuat multiple exposure. Sesuaikan dengan kebutuhan foto karena tidak semua adegan bagus untuk dibuat multiple. Di sini, nalar dan sisi kreatif fotografer sangat berperan penting dalam membuat sebuah foto multiple.

Keempat. Karena tujuan multiple exposure membuat suatu adegan lebih hidup dan dramatis, tetap perhatikan bahasa tubuh dan ekpresi subjek yang hendak dijepret. Jangan sampai keduanya tertutup oleh banyaknya layer yang ditumpuk.

Kelima, latih kemampuan multiple secara terus menerus dan berulang-ulang. Latihan ini diperlukan karena multiple memerlukan teknik dan cita rasa yang cukup tinggi.

Sebagai catatan, multiple ini cukup menguras shutter count di kamera Anda. Pun demikian, hasil yang luar biasa akan membuat bersemangat, bukan?

Selamat mencoba dan bereksperimen deh yaa