Travel portrait photography adalah salah satu jenis fotografi
yang digemari karena sebuah portrait dapat bercerita banyak tentang
penduduk lokal, dari ekspresinya, pakaian dan lingkungannya.
Ada beberapa pendekatan dalam memotret subjek yang tidak kita kenal, beberapa di antaranya adalah:
Candid
Di
teknik ini, fotografer bertujuan membuat foto tanpa diketahui oleh
orang yang dipotret. Teknik ini cocok diterapkan di tempat yang ramai
seperti pasar, kota, acara, festival. Orang yang difoto secara candid
cenderung tenggelam dalam pemikiran dan aktifitasnya sendiri.
Sebagian
besar foto candid dibuat dengan lensa telefoto yang jangkauannya jauh.
Lensa telefoto zoom populer seperti 55-200mm atau 70-200mm bisa membuat
foto close-up dari jarak sekitar 5-10 meter dengan baik.
Dengan
jarak sejauh itu, biasanya orang yang dipotret tidak mengetahui bahwa
dirinya sudah menjadi objek foto asalkan kita cukup cepat untuk
dipotret. Keuntungan dengan memakai lensa telefoto, kita bisa
mengisolasi orang yang dipotret dengan lingkungannya. Latar belakang
akan menjadi blur membuat karakter subjek foto lebih menonjol.
Tidak
menutup kemungkinan untuk memotret candid dari jarak dekat menggunakan
lensa lebar. Malahan merupakan teknik favorit saya yaitu dengan
mengunakan lensa lebar karena terasa lebih dekat dan saya bisa
memasukkan lebih banyak latar belakang atau suasana sekitarnya dengan
lebih leluasa. Latar belakang akan memberikan konteks, menceritakan
bagaimana kondisi lingkungan dimana orang tersebut berada
Memotret dari jarak dekat dengan lensa lebar memerlukan nyali yang
lumayan tinggi. Tidak semua fotografer merasa nyaman untuk mendekati
orang asing dan memotretnya. Biasanya kekuatirannya adalah orang
tersebut akan marah atau terganggu.
Menurut saya semuanya
tergantung sikap kita. Jika orang-orang tersebut sedang beraktifitas dan
tenggelam alam aktifitasnya, biasanya mereka tidak akan memperhatikan
dan menyadari kehadiran kita. Saat itu adalah saat yang tepat untuk
bergerak mendekati, jangan berisik dan melakukan hal-hal yang dapat
mengganggu mereka.
Permisi
Cara lain
yaitu mendekati mereka, meminta izin untuk memotret mereka. Cara ini
lebih menantang, sulitnya bukan masalah meminta izinnya, tapi lebih ke
sulit untuk menerima kalau kita ditolak.
Sebagian besar orang
tidak suka kekecewaan karena ditolak, karena itu mereka memilih untuk
tidak berinteraksi dan meminta. Saya sendiri sudah berulang kali
ditolak, dengan berbagai alasan.
Biasanya penduduk lokal merasa
mereka tidak fotogenik, ada yang merasa tua, ada yang merasa pakaian
yang dikenakan mereka kurang bagus dan sebagainya. Mereka juga bingung,
mengapa kita ingin memotret mereka, padahal mereka bukan artis,
selebriti.
Saya senang memotret penduduk yang sedang bekerja atau
beraktifitas, tapi mereka saat bekerja, pakaian mereka kotor dan
berantakan
Setiap tempat berbeda-beda penduduknya. Ada yang suka dipotret, ada juga
yang tidak suka. Salah satu tempat yang penduduknya suka dipotret
adalah India. Ada yang tidak peduli dipotret, misalnya di Jepang, dan
ada juga yang tidak suka difoto, seperti di Hongkong.
Saat
berpergian, penting juga bagi kita mencari informasi bagaimana keramahan
penduduk setempat. Jangan sampai kita terkejut atau tidak siap dengan
reaksi
penduduk setempat. Bisa-bisa kita kehilangan semangat memotret.
Daripada
mendekati orang asing lalu langsung meminta izin untuk memotret, lebih
baik kita ngobrol-ngobrol dulu dengan calon subjek. Pembicaraan bisa apa
saja, dari menanyakan tentang apa yang mereka lakukan, apa
kesenangan/hobi, keluarga atau kebiasaan dan adat istiadat mereka.
Seringkali,
mereka juga penasaran dengan kita dan menanyakan tentang asal kita dan
tujuan ke sana. Dengan mengobrol beberapa menit dengan mereka, kita
dapat membuat mereka nyaman dan setelah nyaman, mereka lebih terbuka dan
ramah.
Kemungkinan mereka untuk menolak permintaan kita juga menjadi lebih
kecil. Lagian tidak ada salahnya untuk mengenal lebih kebiasaan atau
kebudayaan setempat
dengan mengobrol dengan mereka. Yang penting
adalah kita menghormati kebudayaan mereka dengan tidak mengkritisi
kebudayaan mereka meskipun terdengar aneh dan sangat berbeda dengan
kebudayaan kita.
Sebagai bonus, kita bisa menambah teman kita saat travel. Lumayan bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar